Thursday, September 23, 2010

Cara kerja rem ber-teknologi ABS (Antilock Braking System)

Keselamatan adalah salah satu faktor vital yang harus diperhatikan pada setiap pembuatan sebuah kendaraan. Salah satu komponen-nya adalah rem. seiring dengan perkembangan zaman, kini rem semakin banyak dibekali teknologi canggih, guna memaksimalkan fungsinya. Salah satunya sistem pengereman dengan menggunakan teknologi Antilock Braking System atau yang lebih dikenal dengan ABS. Kondisi jalan yang bervariasi tentu menjadi tantangan bagi setiap pengemudi. Tidak semua orang mampu mengendalikan kendaraannya di setiap kondisi jalan yang berbeda, terutama di jalan yang licin. Bahkan seorang pengemudi profesional pun kerap kesulitan. Namun berkat diaplikasikannya teknologi ABS, pengereman menjadi lebih maksimal, dan tentu saja membuat sebuah mobil lebih mudah dikendalikan, terutama di situasi pengereman yang mendadak. Namun, apa sih sebenarnya ABS itu, dan bagaimana cara kerjanya?
Teori di belakang ABS sebenarnya sangatlah sederhana. Menjaga agar ban tidak mengunci saat anda memperlambat kendaraan (konstan atau mendadak). Dengan demikian ABS akan membantu anda berhenti lebih cepat, namun masih tetap mampu mengendalikan (mengarahkan) kendaraan anda.  
Perbedaan rem dengan ABS dengan non-ABS
ABS mempunyai 4 komponen utama, yaitu speed sensor, pump, valve, dan controller. Speed sensor diletakan di setiap roda (atau di beberapa mobil terletak di differential, berfungsi untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya roda mengunci saat terjadi pengereman. Ada katup (valve) disetiap brake line di masing-masing rem, yang dimana katup tersebut dikendalikan oleh ABS. Pada beberapa sistem, katup memiliki tiga posisi, yaitu:
- Posisi satu, katup terbuka, tekanan dari master silinder diteruskan sampai ke rem
- Posisi dua, katup menutup jalur, mengisolasi rem dari master silinder.Ini ditujukan untuk mencegah tekanan dari kenaikan lebih lanjut akibat tekanan keras pada pedal rem.
- Posisi ketiga, katup melepaskan beberapa tekanan dari rem
Sejak katup melepaskan tekanan dari rem, harus ada cara untuk mendapatkan tekanan itu kembali. inilah saatnya pump mengambil peran.Ketika katup mengurangi tekanan, pompa melakukan tugansnya dengan memompa (mendorong) tekanan tersebut kembali. Kerja (fungsi) dari sensor kecepatan, katup, dan pompa  di awasi oleh controller yang  terdapat pada komputer di mobil.
Terdapat berbagai variasi algoritma kontrol untuk sistem ABS. Kesempatan kali ini saya akan membahas salah satu yang paling sederhana. Controller memantau sensor kecepatan setiap waktu. dia bertugas untuk mencari deselerasi di roda yang tidak biasa, dan tepat sebelum roda terkunci, ia akan memperlambat laju dengan cepat. Karena apabila dibiarkan mengunci, roda akan berhenti berputar dengan cepat. Sebagai contoh, untuk roda benar-benar berhenti dari kecepatan 100 km/jam, ren ber ABS membutuhkan waktu sekitar 5 detik. namun apabila tidak menggunakan ABS, roda akan berhenti dalam 1 detik (mengunci).
ABS controller dapat mengetahui bahwa mengurangi kecepatan secara langsung (mendadak) tidaklah mungkin, sehingga dengan cerdas ia mengurangi tekanan pada rem secara secara sistematis agar roda masih dapat berputar, dan kemudian barulah ia meningkatkan tekanan pada rem untuk mengurangi kecepatan secara perlahan. hal ini dilakukan secara cepat dan berulang, sampai roda benar-benar berhenti berputar.

Anti lock pump and valve

Ketika ABS beroperasi, anda akan merasakan "denyutan" ketika menginjak pedal rem. Hal ini berasal dari membuka dan menutupnya katup (valve) secara cepat. Bahkan beberapa sistem ABS dapat engulangi siklus ini (membuka dan menutup) sebanyak 15 kali per detik. 

Sistem pengereman ABS menggunakan skema yang berbeda, tergantung pada jenis rem yang digunakan. Biasanya dibedakan oleh jumlah saluran yang digunakan, yaitu berapa banyak katup yang dikendalikan oleh individu, dan banyaknya speed sensor.
Berikut beberapa tipe dari ABS :
1. Four-channel, four- sensor ABS 
    Ini adalah skema terbaik, karena terdapat speed sensor dan katup terpisah pada keempat roda. Dengan  susunan seperti ini, controller mengawasi masing-masing roda untuk memastikan bahwa setiap roda menerima daya pengereman yang maksimum.

2. Three-channel, three- sensor ABS
    Untuk skema ini, biasanya banyak ditemukan pada kendaraan pick-up. Speed sensor dan valve diletakan pada masing-masing kedua roda depan, dan hanya menggunakan satu sensor untuk kedua roda belakang. Speed sensor untuk roda belakang terletak pada poros roda belakang.
    Sistem ini memberikan kontrol penuh terhadap roda depan, sehingga mendapatkan daya pengereman yang  maksimum. Namun untuk roda belakang, karena hanya memiliki satu sensor untuk digunakan secara bersama-sama, memiliki kemungkinan salah satu rodanya mengunci sebelum ABS diaktifkan, sehingga mengurangi efisiensi pengereman.

3. One-channel, one- sensor ABS
    Skema ABS seperti ini biasanya juga digunakan pada mobil berjenis pick-up. Ia memiliki sebuah katup yang mengontrol kedua roda belakang, dan sebuah speed sensor pada poros roda belakang. Cara kerja sistem ini sama dengan three-channel di roda belakang. Speed sensor memantau kedua roda belakang secara bersamaan. Dengan skema seperti ini, daya pengereman mobil sangat tidak maksimal. tidak ada kendali terhadap roda depan (karena roda terkunci), plus kemungkinan menguncinya salah satu roda belakang. Peggunaan sistem ini sangat mudah dikenali, biasanya akan ada satu baris rem melalui T-fitting (sambungan T ) untuk kedua roda belakang. Anda juga dapat menemukan speed sensor dengan mencari sambungan elektrikal di belakang differential pada rumah poraos roda belakang.

ABS diagram





No comments:

Post a Comment